Jumat, 04 September 2009

Kun Fayakuun - Ustad Yusuf Mansyur

Desy Ratnasari lama tidak berkiprah di layar lebar kini Desy Ratnasari kembali membuktikan kemampuannya dalam berakting melalui film terbaru karya Ustad Yusuf Mansyur yang berjudul Kun FayaKuun. Film ini bercerita tentang sebuah keluarga sederhana yang selalu memegang terhadap keyakinan dan prinsip moral dengan teguh dalam kesehariannya. Hingga suatu saat benar-benar mengalami berbagai macam cobaan yang seakan tadak akan pernah berhenti. Masa-masa sulit yang terus menerus menghujani, membawa mereka pada sebuah kekuatan keyakinan.

Di Film ini Desi Ratnasari berperan sebagai istri dari Agus Kuncoro tukang kaca keliling. sebuah keluarga miskin yang sangat jauh dari kehidupan Desi yang sesungguhnya.

"Buat saya, lebih susah menjadi orang susah (miskin). Karena, kita harus mendalami karakter tersebut. Ada satu adegan yaitu saya makan nasi. Saat itu saya harus bisa menyampaikan sesuatu benar-benar dari dalam hati," ujar Desy yang ditemui di Setiabudi One Building, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/4/2008).

Meskipun berperan sebagai orang miskin namun Desi membantah bahwa film ini mengeksploitasi kemiskinan. "Film ini bukan eksploitasi kemiskinan. Tetapi, memperlihatkan bahwa Allah akan memberi jawaban bagi siapapun yang memintanya," tandasnya lagi. Film Kun FayaKuun ini merupakan film religi yang memang sedang marak di Indonesia karena para penonton sudah mulai jenuh dengan film-film horor. Melalui film ini di harapkan penonton yang sesudah menonton akan mendaptkan kesan yang mendalam jadi tidak hanya sekedar menonton saja.
Kun Fayakuun The Movie BEHIND IN THE SCENE
Dikutip dari http://kunfayakuunthemovie.com

Bermula dari keprihatinan H.Yusuf Mansyur terhadap tayangan-tayangan bioskop yang diwarnai dengan film-film yang kurang bertanggungjawab terhadap ahlak dan moral.maka tercetuslah sebuah ide memproduksi film dengan tema lain,dengan harapan dapat menjadi tontonan alternatif sekaligus tuntunan.

Kenapa mengambil judul “Kun Fayakuun” ?
Ayat ini begitu popular,karena seringkali terucap dari bibir
Seorang H.Yusuf Mansur dalam penayangan sinetron “Mahakasih”
Sejak episode perdana,potongan ayat “Kun Fayakuun” ini begitu lekat dalam hati pemirsa.sampai-sampai ingat “Kun Fayakun”,ingat pula pada seorang Ustadz muda yang menjadi pengantar dan penutup tausiyah disinetron “Mahakasih” (RCTI) dengan gaya melantunkan qira’ah-nya yang begitu fasih.

Suatu hari H.Yusuf Mansur berdiskusi dengan beberapa sahabatnya,H.Novaris dan H.Dhony,disebuah majelis sebelah rumahnya.darisana muncul ide cerita tentang seorang tukang kaca yang terinspirasi dari testimony seorang jemaah dari daerah di Banten.

Singkatnya,tersusunlah naskah dari ide cerita H.Yusuf Mansur.sementara scenario ditulis H.Guntur Novaris.gagasan pertama kami akan membuat sinetron.H.Yusuf Mansur menyiapkan sejumlah uang untuk produksi film tersebut.
Sisi lain,dana yang dimiliki saat itu tidak mencukupi untuk produksi sebuah pementasan layar lebar.sehingga uang yang dimiliki akhirnya disedekahkan den mengundur waktu produksi.
Subhanallah,diwaktu yang deadline produksi film “Kun Fayakuun” mendapat pinjaman dari sebuah Bank.terlebih jumlahnya melebihi dari yang ditargetkan.

SETENGAH HONOR AGUS UNTUK MEMBELI ANAK

Setelah proses casting berjalan,sangat sulit mencari tokoh utama pria untuk memerankan Pak Ardan,suatu hari disaat tim casting sudah buntu,H.Yusuf Mansur menelepon H.Dhony selaku produser pelaksana untuk memilih Agus Kuncoro saja sebagai pemeran Pak Ardan,dengan pertimbangan beliau Agus Kuncoro yang cocok untuk peran itu.

Suatu hari H.Yusuf Mansur berbincang dengan Agus Kuncoro.dari perbincangan itu Agus bercerita bahwa dirinya sudah tiga Tahun menikah belum dikaruniai anak.saat itu H.Yusuf Mansur dengan nada rendah dan tenang melontarkan kalimat”Gus,kalau mau punya anak,honor kamu yang setengah jangan diambil dan usahakan untuk disedekahkan untuk membeli anak”.Nampaknya kalimat pendek H.Yusuf Mansur itu membekas dihati Agus Kuncoro.

Perjalanan syuting satu bulan telah dilalui,Agus sebagai pemeran utama tampak lebih capek dibanding pemain lainya.meskipun demikian Agus tidak melewatkan puasa Senin dan Kamis.

Diperjalanan satu Bulan syuting itulah terkirim sebuah Short Message Service (SMS) 3 Minggu setelah syuting berakhir.kepada H.Yusuf Mansur “Alhamdulillah,istri saya sudah telat lima Minggu,positif hamil”, Subhanallah………..

TIADA HARI TANPA DHUHA

Tiada Hari dalam sebulan itu tanpa shalat dhuha,sampai-sampai ada seorang kru yang selama hidupnya baru pertama kalinya melaksanakan ibadah shalat dhuha.Tetapi Ia harus mentaati peraturan shalt dhuha yang ditetapkan H.Yusuf Mansur sebagai syarat kru sebelum syuting dilaksanakan setiap harinya.Disamping itu shalat lima waktu otomatis menjadi syarat lainya yang mutlak dan wajib dijalankan seluruh kru film.

Sebuah kejadian unik dalam film ini,ada karakter khusus untuk rumah tokoh utama Pak Ardan.Sebuah rumah khas betawi tempo dulu yang digambarkan dalam skrip,tidak kunjung dijaumpai kru untuk dijadikan lokasi syuting.sekalinya ada,kru tidak memungkinkan karena jauh untuk melakukan syuting disana.Dua minggu sudah tim artistic berusaha mendapatkan rumah yang dimaksud.Suaru sore tim artistic patah arang dan mengeluh.Hingga sampailah kabar buruk itu ditelinga H.Dhoni (produser).
H.Dhoni pun akhirnya turun tangan mengajak para kru artistic untuk mencari lokasi yang letaknya lebih dekat dari studio mereka,dan menitipkan pesan “jangan lupa menyisipkan waktu doa,libatkan Allah dalam masalah ini” pinta H.Dhoni kepada kru.
Subhanallah, pagi itu juga kaki kru dibimbing Allah kesuatu daerah dimana sebuah rumah yang dimaksud ditemukan,persis seperti yang digambarkan dalam naskah dan sesuai dengan keinginan Sang sutradara (Guntur Novaris).
Ustad Yusuf Mansyur Bikin Film Religi
Dikutip dari http://astaga.com


Senin, 23 Juli 2007
Astaga!Layar - Ustadz Yusuf Mansyur, rupanya punya keinginan terpendam. Jika biasanya ia berdakwah religi di media televisi, kini ia ingin mengembangkan dakwahnya lewat media film.

Keinginan tersebut, bakal terealisasi dengan produksi film layar lebar bertajuk "Kun Fayakun". Syuting perdana film yang disutradarai Guntur Novaris ini, dilakukan pada tanggal 16 Juli 2007 di Jakarta.

Jika tidak ada aral merintang, film akan dirilis pada akhir tahun 2007. Sebagai pelengkap, film tersebut akan roadshow di 32 kota.

Mengangkat problematika hidup manusia untuk mempertahankan keyakinan yang dimiliki sampai batas kemampuannya menghadapi tekanan hidup, kisah Kun Fayakun dibalut dengan pendekatan humanis, penuh pesan moral namun tetap menghibur penonton.

"Kun Fayakun, menawarkan pesan dan pendekatan berbeda dari film-film yang saat ini beredar yang masih didominasi tema percintaan dan horor," ungkap Ustad Yusuf selaku produser.

Melibatkan Desi Ratnasari sebagai salah satu bintangnya, film ini diperkuat dengan beberapa theme song. Sederet musisi beraliran religi, seperti Opik dan Snada akan semakin memberikan warna dari film Kun Fayakun. Beberapa lagu yang hadir sengaja dibuat khusus untuk mendukung kekuatan film ini.

Selain Desi Ratnasari, sederet bintang seperti Agus Kuncoro, Zazkia Mecca dan Firda Razak bakal terlibat. Selain itu juga akan menghadirkan beberapa nama yang cukup populer di masyarakat sebagai cameo, yaitu Ust. Jeffry, Andre Stinky, dan Jamal Mirdad.

Ustad Yusuf produksi film "Kun Fayakun"
Dikutip dari http://web.bisnis.com


oleh : Reni Efita Hendry

JAKARTA (Bisnis): Ustad Yusuf Mansyur, yang dikenal melalui dakwah di televisi, memproduksi film layar lebar berjudul "Kun Fayakun" yang akan diputar di bioskop akhir tahun ini.

Pengembalian gambar perdana film yang disutradarai oleh Guntur Novaris itu dilakukan pada 16 Juli di Jakarta. Rencananya premiere film ini akan diputar di bioskop dan roadshow di 32 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun ini.

Film ini merupakan melodrama religi yang mengangkat problematika hidup manusia untuk mempertahankan keyakinan yang dimiliki sampai batas kemampuannya menghadapi tekanan hidup. Film ini dibungkus melalui pendekatan humanis, penuh pesan moral, namun tetap menghibur penonton.

"Kun Fayakun menawarkan pesan dan pendekatan berbeda dari film-film yang saat ini beredar yang masih didominasi tema percintaan dan horor," ungkap Ustadz Yusuf yang sekaligus sebagai produser.

Film itu merupakan suara hati dari suatu kelompok masyarakat yang benar-benar mengalami refleksi hidup yang sama dari cerita yang diangkat.

"Saya sangat tertarik untuk terlibat dalam film ini karena pesan yang disampaikan sangat positif dan kuat bagi masyarakat luas," jelas Desi Ratnasari yang turut mendukung film itu.

Sementara itu, sutradara Guntur Novaris mengatakan akan membangun emosi penonton melalui setiap karakter yang muncul dalam film ini. "Setiap karakter benar-benar ada di dalam kehidupan kita dan tidak terkesan mengada-ada."

Untuk memperkuat alur cerita, film itu akan diisi dengan beberapa lagu yang menjadi theme song film. Sederet musisi yang beraliran religi seperti Opick dan Snada akan memberikan warna film tersebut.

Film itu dibintangi antara lain oleh Desi Ratnasari, Agus Kuncoro, Zazkia Mecca dan Firda Razak. Selain itu juga menghadirkan Ustatz Jeffry, Andre Stinky dan Jamal Mirdad. (tw)
Sumber: http://www.wisatahati.com/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=75