PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin dikembangkanya. Hal ini terlihat dari berbagai kenyataan, bahwa suatu masyarakat dan bangsa maju pasti memiliki suatu sistem pendidikan yang baik. Kondisi ini dapat ditafsirkan dengan dua hal. Pertama, pendidikan di negara maju baik karena pemerintahnya memiliki komitmen yang tinggi terhadap pendidikan, Kedua bisa jadi karena pendidikan yang baik menghasilkan dan mendorong suatu masyarakat dan bangsa menjadi maju. Kedua kemungkinan ini dapat saja terjadi. Namun kemungkinan pertama didukung oleh banyak pengalaman negara yang baru saja memasuki dalam kelompok negaran maju, seperti Malaysia dan Cina. Kemajuan kedua negara ini karena mereka memiliki komitmen yang kuat dan kepedulian yang tinggi akan dunia pendidikan.
Cina, misalnya, dalam beberapa tahun terakhir, berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan.
Semua keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi dalam berbagai aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan. Mereka menyadari bahwa pendidikan telah memiliki peran yang banyak dalam mencapai kesuksesan tersebut. Itu adalah hasil dari upaya mereka yang tidak kenal lelah dalam membangun bangsa melalui aspek pendidikan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi yang historis selama dekade tersebut.
Salah seorang tokoh Cina yang memiliki andil sangat besar dan berarti terhadap kemajuan Cina, khususnya dalam dunia pendidikan tersebut adalah Li Lanqing. Bagaimana visi, misi, komitmen dan filosofi beliau dalam membangun Cina melalui pendidikan, tergambar dalam bukunya berjudul Education for 1.3 Billion. Berikut sekilas gambaran perjalan hidup dan karir beliau serta pandangan-pandangannya tentang pendidikan yang diimplementasikannya dalam serangkaian kebijakan selama beliau menjadi Wakil Perdana Menteri selama dua periode.
LI LANQING, DAN KARIR HIDUPNYA
Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang pendidikan.
Li Lanqing yang dilahirkan di Kota Zhenjiang, Provinsi Jiangsu, pada tahun 1932, berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Fudan Shanghai Municipality pada tahu 1952. Kemudian ia bekerja di sebuah industri otomotif selama lebih dari 20 tahun. Berbagai tugas dan jabatan telah dijalaninya, mulai dari hanya sebagai pekerja, trainer, Wakil Direktur, dan sekretaris. Kemudian pada tahun 1982 ia menjadi Direktur Kantor Administrasi Investasi Luar Negeri pada Kementerian Hubungan Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri. Terakhir ia menjadi Wakil Umum Tinjin. Karirnya terus meningkat sehingga pada tahun 1990, ia menjadi Menteri Hubungan Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri. Karir puncak di pemerintahan dicapai pada saat ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Cina pada tahun 1993.
Keberhasilan dalam karir politiknya dicapai sejak ia menjadi anggota pengganti ke-13 CPC, Central Committee, pada tahun 1987. Kemudian menjadi anggota ke-14 CPC, Central Committee, sekaligus anggota Politburo, pada tahun 1992. Kedudukan tersebut meningkat, yaitu menjadi anggota ke-15 CPC, Central Committee, Politboro, dan Standing Committee, pada tahun 1997.
LI LANQING, BIROKRAT YANG PEDULI PENDIDIKAN
Sejak diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina yang sekaligus mendapat tugas menangani bidang pendidikan pada tahun 1993, Li Lanqing terus berusaha keras melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Berbagai upaya telah direncanakan dengan matang dan laksanakan dengan optimal yang didasari oleh visi yang jelas tentang pendidikan yang ingin diwujudkan dan komitmen yang kuat untuk mencapai visinya.
Usaha yang sungguh-sungguh ditunjukkan Li Lanqing dengan melakukan kunjungan ke berbagai sekolah di berbagai daerah untuk menampung keluhan dan berbagai masalah yang dihadapi. Ia tidak terhalang dengan kondisi jalan yang rusak dan sulit untuk mencapai suatu perkampungan (ke daerah Pegunungan Provinsi Yunan, misalnya), bila perlu ia akan naik sepeda atau jalan kaki, agar mendapatkan informasi langsung dari para guru di sekolah. Dari hasil perjalanannya berkeliling, Li Lanqing melihat terdapat tiga permasalahan utama dalam bidang pendidikan yang harus segera diatasi, yaitu gaji guru yang rendah, perumahan guru yang tidak layak, dan dana pendidikan yang tidak memadai.
Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Perumahan guru yang kumuh (tidak layak) juga dihadapi oleh Li Lanqing. Guru memiliki rumah hanya rata-rata 6,9 m2 per kapita, lebih rendah dari penduduk urban yang memiliki 7,5 m2 per kapita. Disadari, bagaimana guru dapat bekerja dengan baik kalau mereka hidup dalam lingkungan yang kumuh
Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang.
Visi Li Lanqing dalam membangun dunia pendidikan di Cina, terlihat dalam pandangan-pandangannya tentang berbagai faktor yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Li Lanqing memandang bahwa tanggung jawab pendidikan adalah bidang yang sangat vital untuk membangun suatu masyarakat Cina. Melalui pendidikan akan dihasilkan orang-orang yang kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas dan berbagai pekerjaan dengan baik. Tanpa orang kompeten kita tidak akan dapat melakukan apapun. Untuk itu diperlukan dana yang memadai untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan. Li Lanqing yakin, bahwa sistem pendidikan akan memiliki kinerja yang lebih baik jika memiliki dana yang cukup. Karena itu ia berpendapat, pemerintah harus mengambil alih tugas dan pendanaan pendidikan.
Komitmen Li Lanqing untuk membangun dunia pendidikan di Cina menjadi maju agar dapat mendorong Cina menjadi negara yang modern, diperlihatkan dengan menyediakan dana bagi pendidikannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Total dana pendidikan yang telah dihabiskan telah meningkat secara mantap, dan alokasi anggaran negara memperlihatkan persentasi pada gross domestic product (GDP) yang meningkat mencapai rata-rata 20% sejak 1992. Pada 2002, total dana mencapai 548 milyar yuan atau 84,2 milyar yuan lebih besar dari tahun sebelumnya yang menunjukkan peningkatan sebesar 18%. Ini adalah 58 kali lebih besar dari tahun 1978 (9,8 milyar yuan), dan lima kali lebih besar yang dihabiskan pada tahun 1993 yang hanya sebesar 106 milyar yuan. Di luar itu, alokasi dana negara pada tahun 2002 sebesar 349,1 milyar yuan, atau 3,41% dari GDP. Ini adalah 43,4 milyar lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 305,7 milyar yuan, atau meningkat 14%. Ini juga 4 kali lebih besar dari tahun 1993 yang menghabiskan anggaran 86,8 milyar yuan. Berbagai kebijakan di atas didasarkan pada pandangannya tentang siapa yang seharusnya membiayai pendidikan. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.
LI LANQING, BIROKRAT YANG PENDIDIK
Dalam melaksanakan tugasnya mereformasi dunia pendidikan di Cina, Li Lanqing mengacu kepada sejumlah filosofi dan teori yang dikembangkan baik di dunia timur maupun barat. Salah satu filsafat yang menyadarkan dirinya akan pentingnya pendidikan untuk pembangunan bangsa yang modern di masa depan adalah filsafat yang dikemukakan oleh filosof Guan Zhong: “Untuk satu tahun, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara butir; Untuk sepuluh tahun, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara pohon; Untuk seumur hidup, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara manusia”. Menghargai guru dan nilai-nilai pendidikan ditanamkan secara mendalam pada pikiran generasiku.
Li Lanqing juga mendasari kebijakan pendidikan pada keyakinannya akan teori belahan otak manusia (kiri dan kanan) yang dikembangkan oleh seorang ahli neurobiologi dan psikologi Amerika yang bernama Roger Wolcott Sperry (1950-an). Teori ini menyatakan bahwa otak manusia itu terdiri belahan otak kanan dan otak kiri (the two cerebral hemispheres) yang memiliki fungsi berbeda, namun keduanya harus dikembangkan secara harmonis. Oleh karena itu, pendidikan harus mengembangkan dan melatih otak secara keseluruhan, mendukung perkembangan otak secara menyeluruh, dan menyediakan siswa sebuah lingkungan yang mampu menstimulasi kemampuan berpikir yang berbeda, seperti kemampuan berimajinasi, bahasa, matematika, musik, gerak dan grafik. Untuk itu pendidikan kita harus menekankan pada pengembangan kemampuan berfikir logis secara bersama-sama dengan melatih berfikir visual.
Li Lanqing juga terispirasi untuk mendasari reformasi pendidikan di Cina dengan menerapkan teori multiple intellegences dari Howard Gardner seorang profesor psikologi perkembangan dari Harvard University. Dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind (1983) Gardner mengkategori terdapat tujuh kecerdasasan pada manusia, yang belakang di tambah dua kategori lagi, yaitu kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis (lingkungan), dan eksistensial.
Berbagai teori dan filosofi di atas diimplementasikan oleh Li Lanqing dalam mereformasi dunia pendidikan di Cina secara serius dengan mengembangkan Pendidikan karakter. Pengembangan pendidikan karakter sendiri menekankan pada pengembangan aspek-aspek individu yang dirangkum dalam slogan: “Morally, Intelectually, Physically, Aesthetically”. Sumber konsep pendidikan karakter ini sendiri didasarkan pada suatu pernytaan Deng Xiaoping bahwa secara keseluruhan reformasi sistem pendidikan mendesak dilakukan untuk membawa pikiran bahwa reformasi adalah untuk tujuan yang mendasar memutar setiap warga negara ke dalam manusia yang berkarakter dan membina anggota masyarakat yang lebih konstruktif. Di samping itu juga didasarkan pada pendapat Jiang Zemin: Kita harus menempatkan pendidikan dalam posisi yang strategis dan memberi prioritas untuk pengembangannya, bekerja keras untuk menaikan ideologi, moral, ilmu pengetahuan, dan budaya nasional secara keseluruhan.
Untuk mengembangkan pendidikan karakter tersebut, maka Li Lanqing melakukan reformasi pada kurikulum, buku teks, dan sistem evaluasi dan testing. Kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak; kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas.
Keseriusan Cina untuk mereformasi pendidikan juga ditunjukkan oleh upaya President Jiang Zemin mengumpulkan anggota Polutbiro dan pimpinan departemen yang relevan untuk membahas bagaimana mengelola beban pelajaran siswa agar patut dan sesuai dengan usia perkembangan anak, menyenangkan, dan mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia; aspek kognitif (intelektual), moral, aestetika, dan fisik (atletik).
Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.
Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, lima kali lebih banyak dibanding tahun 1993. Di akhir abad 20, wajib pendidikan dasar 9 tahun telah mendekati universal dan remaja dan orang-orang setengah baya telah bebas dari buta huruf, sementara pendidikan menengah telah meningkat dengan sangat pesat. Sejak tahun 1999, institusi pendidikan tinggi telah mengerahkan banyak siswa setiap tahunnya hingga tahun 2002. Terdapat 16 juta siswa di jenis pendidikan tinggi yang berbeda. Berdasarkan statistik UNESCO terakhir skala pendidikan tinggi Cina adalah terbesar di dunia. Selama sepuluh tahun perubahan dan pengembangan secara keseluruhan telah menciptakan suatu pemandangan pendidikan baru di Cina.
KESIMPULAN
Kualitas sistem pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu masyarakat dan bangsa. Hal ini telah terbukti dari apa yang dilakukan oleh Cina. Reformasi pendidikan di Cina dinilai sangat berhasil karena membawa perubahan besar bagi kehidupan bangsa dan masyarakat Cina. Keberhasilan-keberhasilan ini dicapai memang pada dasarnya tidak lepas dari dukungan kebijakan umum Partai Komunis Cina, dimana Li Lanqing adalah salah seorang kader andalannya.
Li lanqing dalam mengambil kebijakan reformasi pendidikannya bersandar pada sejumlah kebijakan partai, filosofi para pendahulunya, dan juga berbagai teori yang dikembangkan oleh para ahli psikologi dan neurobiologi. Kebijakan yang paling nyata diantaranya meletakkan strategi utama pendidikan dan implementasinya untuk melakukan pembaharuan negara; mengembangkan sains dan pendidikan untuk memformulasikan kerangka kerja yang teratur dan sesuai; peningkatan dana pemerintah untuk membuat perubahan umum dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, pembuatan kebijakan wajib pendidikan universal sampai pada memperbesar pengerahan siswa dalam institusi pendidikan tinggi, dari perkembangan profesi guru sampai pada popularitas pendidikan membangun karakter.
DAFTAR RUJUKAN
Li Lanqing. 2005. Education For 1.3 Billion. Beijing: Foreign Language Teaching and Research Press
Megawangi, Ratna. Mendidik 1.3 Milyar Manusia. Suara Pembaruan Daily
——–, Meningkat, Lanjutkan Pendidikan ke Cina. Pikiran Rakyat, Kamis, 26 April 2007
Senin, 03 Mei 2010
LI LANQING, REFORMER PENDIDIKAN CINA
Posted by
Harry Anggono
Labels:
Kepemimpinan