Jawaban ke kawan yang sakit-sakitan akhir-akhir ini.
Dulu saya sakit-sakitan. Sempet mengkonsumsi obat-obatan. Akhirnya obat-obatan saya tinggal. Saya benahi kesibukan dakwah panggung. Saya benerin strategi dakwah. Tidak lagi jadi ustadz panggilan. Melainkan pake program. Kemudian saya benerin pola makan, pola istirahat, dan olahraga. Dhuha 12 rakaat, qabliyah ba'diyah, berjamaah, wuah.... Sehatan Haj. Alhamdulillah. Shalatnya dilamain, dibanyakin. Vitaminnya; tahajjud, baca Qur'an, zikir, sedekah. Rasulullah ga minum obat, ga minum vitamin, dan ga pake terapi, he he he. Alhamdulillah, ikhtiarnya orang mukmin untuk berobat dan jaga kesehatan, adalah ibadah. Sebagaimana ikhtiarnya para medis, melayani orang sakit, sungguh juga adalah pekerjaan ibadah. Itu kalau mereka ga semata (ga semata: artinya, boleh. Tapi jangan cuma) nyari duit dari orang-orang sakit; tetapi ibadah di pas waktunya dhuha, shalat berjamaah, menegakkan qabliyah ba'diyah, mengajak pasiennya berdoa dan ke Allah. Serta tidak menipu di jualan obat. Ikhtiar para medis, sungguh kadang jauh lebih berharga dari tugas seorang da'i. Jika dia bisa memerankan diri sebagai da'i (ga perlu panggung ceramah, panggungnya adalah kehidupan), maka seorang da'i tentu agak-agak ga bisa menjadi dokter."
updated : 2009-05-12
Sumber : http://wisatahati.com/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=97
Minggu, 27 September 2009
Vitamin Hidup
Posted by
Harry Anggono
Labels:
Agama Islam