Minggu, 27 September 2009

Benahi Shalat Kita-5

"Maaf ya Allah, saya di tol...", begitu barangkali "ruh" kita bersuara. Ruh kita kan sejatinya adalah sesuatu yang mau nya dekat terus sama Allah. Jika Allah, sebagai kekasihnya datang, kepengennya menyambut dan deket. Tapi sayang, kita, sebagai yang ketempatan itu ruh, malah membawanya jauh dari Allah. Ketika Allah, Majikan kita punya ruh, turun ke langit dunia, kita "bawa lari" ruh kita dan jadilah jauh dari Allah. Terus-terusan begini keadaannya, maka keringlah yang ada. Bukan hanya ruhnya yang kering. Tapi juga kehidupan kita sendiri. Ada, tapi bagai tanpa nyawa. Ruh kita, jiwa kita, berontak. Jangan salahkan jika kemudian ada saat di mana kita gelisah ga juntrungan. Baik itu gelisah sebab masalah, atau justru gelisah ketika berlimpah. Sebabnya satu, jauh dari Allah.

Ya, kita masih belajar tentang fokus Benahi Shalat Kita. Itu kalimat di awal, adalah ketika Allah datang, Memanggil, lewat azan para muadzdzin, lalu kita ada di tol. Maka "menjawablah" ruh kita: "Maaf ya Allah, saya di tol...". Sedang "si badan yang ketempatan", tiada menyadari hal ini. Udah tahu Allah mau datang, kenapa nyalain mobil, dan menjauh? Istilahnya, jam sudah menunjukkan 11.45, kita bisa-bisanya malah jalan ke parkiran dan ngidupin mobil. Lalu kemudian keluar dari pelataran parkir perkantoran, dan masuk tol. Ya terang aja ga bisa shalat tepat waktu. Jangan salahkan Allah, jika kemudian kita-kita ini lalu ditenggelamkan dalam kesibukan. Atau tenggelam dengan sendirinya dalam kesibukan yang tak berujung.
updated : 2009-04-06
Sumber : http://wisatahati.com/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=97